Hello lagi chingudeul.
Mian kalau beberapa hari ini gue posting artikel yang sedikit negatif, jeongmal mianhae chingudeul.
Oleh karena itu, postingan kali ini gue berencana menulis bagaimana pengalaman dan serunya jadi anak jurnalistik.
Sebelum mulai bagaimana enaknya boleh nggak gue menulis gue sedikit mau cerita bagaimana awal mulanya gue bisa sampai sangat menyukai dunia jurnalistik. *wah panjang nih xixixi
Jadi, dulu nih yah kata beberapa orang terdekat gue, dari kecil itu hobby jurnalistik gue udah mulai kelihatan. Masa katanya saat masih kecil gue udah suka menulis semua judul kartun yang gue suka, nama-nama iklan, dan lain lain di kertas.
Saat pertama kali dikasih tau, gue cuma mikir *masa sih, emangnya gue kurang kerjaan apa ahaha.
Sampai pada saat sekolah Menengah Pertama (SMP) gue baru menyadari kalau gue memang mempunyai hobby menulis.
Tapi, lucunya yah, saat SMP gue udah ngak lagi tuh nulis judul-judul kartun yang gue suka dan lain lain.
Tapi, saat SMP dulu sepertinya gue mulai suka nulis pusi.
Serius gue!!!
Malahan yah, dulu saat ada pelajaran bahasa Indonesia guru bahasa Indonesia kelihatan suka sama bakat gue. Malahan, dulu gue pernah dimasukin perlombaan nulis puisi di sekolah.
Selain itu, temen-temen gue juga pada suka baca-baca pusi yang gue tulis di buku pelajaran saat itu.
Bahkan selain menulis gue juga suka banget membaca, entah itu cuma tabloid.
Anehnya gue kurang suka baca buku fiksi yah xixi, karena kalau pelajaran gue suka banget sama biologi dan paling anti sama sejarah.
Nggak tahu, gue nggak suka aja mengingat masa lalu kali yah *eaaaa
Karena banyak yang suka sama puisi gue, dulu gue juga suka banget ngirim-ngrim puisi gue ke berbagai tabloid dan media. Tapi, nggak ada satupun yang berhasil.
Selain menulis puisi, dulu itu gue aktif banget beli tabloid dan majalah yang memuat berita tentang aktor dan aktris favorite gue, pokoknya semua yang gue suka deh pasti gue beli. Gue juga rela ngak jajan , asal gue bisa beli majalah apapun yang gue mau saat itu *bahkan gue pernah beli majalah yang harganya lumayan mahal padahal isinya cuma galeri foto aja dan yang paling penting itu semua bisa gue download sendiri.
Tapi, nggak tau kenapa, rasanya ada kepuasan sendiri kalau gue membeli semua majalah dan tabloid di masa itu xixixi.
Apalagi kalau, dari majalah yang gue beli ada bonus dan poster dari selebritas kesukaan gue akan langsung gue pajang dengan penuh semangat '45.
Bayangin aja, dinding kamar gue saat itu udah penuh dengan muka-muka idola gue saat itu *alay banget
Gue fikir kegilaan gue akan majalah dan tabloid ini akan menghilang setelah gue mulai remaja ke dewasa lah.
Tapi, ternyata meskipun udah SMA bahkan masuk perguruan tinggi kelakuan aneh gue ini masih sama, yang berubah cuma gue mulai berhenti pasang poster aja xixixi.
Dan gue baru sadar kalau majalah dan tabloid yang gue beli udah hampir satu lemari. *ckckck
Nih, salah satu koleksi yang gue punya :
Saat itu, gue mulai penasaran dengan bagaimana proses terbitnya tabloid dan majalah yang gue baca.
Gue penasaran aja, bagaimana semua proses itu bisa sampai di gue, yah pembaca.
Selain itu, gue juga pengen tahu bagaimana bisa dapat berita yang gue baca, bagaimana rasanya bisa wawancara dan nanya-nanya langsng sama idola yang kita suka *sumpah gue pengen banget tahu bagaimana rasanya.
Dan, saat itu gue harus nentuin langkah awal apa yang harus gue lakuin yakni pendidikan.
Makanya, meski saat sekolah gue lebih suka pelajaran Biologi dan Fisika, tapi pas kuliah gue lebih milih ambil Fakultas Ilmu Komunikasi di salah satu Universitas swasta di Jakarta.
Nggak cuma itu, gue juga lebih pilih ambil konsentrasi jurnalistik dibandingan konsentrasi lainnya.
Disaat semua teman cewek di kelas gue isi tasnya penuh dengan alat kosmetik, di tas gue yang ada itu cuma kertas, pulpen, dan tape recorder.
Yah, katanya gue ini tomboy, tapi ah mungkin hanya perasaan mereka aja.
Gue ngerasa nggak salah milih jurusan.
Karena dari situ gue bisa tau, teori dan hal-hal lainnya yang berbau jurnalistik dan peliputan.
Dosen gue selau bilang, jadi jurnalis itu sangat menyenangkan dan enaklah pokoknya.
Tapi, nggak tahu kenapa yah gue ini penganut "teori beda dengan praktek"
Jadi, gue nggak puas dan nggak terlalu nangkep materi di dalam kelas.
Bahkan saat itu, gue nggak ngerasain apa yang dikatakan dosen gue itu.
Bayangin aja, semua liputan yang gue jalani sama sekali nggak ada enaknya menurut gue.
Gimana nggak coba, dosen gue itu selalu aja kasih gue liputan yang jauh dari bayangan gue sebelumnya.
Gue disuruh liputan di jalanan, investigasi mayat di RSCM, investigasi pengemis dan waria, bahkan gue dan temen-temen gue juga pernah di usir secara tidak manis, saat kita mencoba untuk liputan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Tapi, serius chingudeul justru semua pengalaman nggak menyenangkan itu adalah awal yang sangat menyenangkan. Hal indah yang membawa gue sampai pada titik ini, sampai saat gue menulis postingan ini.
Gue ini anaknya juga nggak bisa diem dan aktir nggak jelas yah.
Disaat semua mahasiswi lainnya sibuk dengan kecantikan mereka, gue mungkin salah satu yang nggak perduli tentang hal itu.
Iyap, saat kuliah dulu, gue cukup banyak ikut dalam orgasnisasi yang ada dikampus gue salah satunya theater.
Tapi, pengalaman gue theater akan coba gue bahas dalam postingan terpisah kali yah.
Kita akan fokus dengan tema jurnalistik dulu. Ok.
Jadi, saat semester pertama gue ikut sebuah club jurnalistik yang ada di kampu.
Namanya Newsflash Jakarta. kita mulai semua itu dari awal, dan gue slaah satu angkatan pertamanya.
Saat itu, pelatih di club gue namanya kak Ali dari Koran Jakarta.
Dari situlah gue mulai merasakan apa yang gue bayangin selama ini. *yeay.
Liputan hiburan pertama gue saat itu adalah film terbaru dari penulis Andrea Hirata berjudul Sang Pemimpi.
Dan itu adalah pengalaman yang nggak akan terlupakan selama gue masih menyukai dunia jurnalistik, tapi sepertinya akan selalu suka yah xixixi.
Saat itu, gue bisa bertanya langsung sama Andrea Hirata dan para pengisi film, juga pengisi soundtracknya seperti Ungu Band dan Gigi Band.
Tapi, sayang banget gue nggak bisa kasih link liputan gue itu, tapi gue punya foto dokumentasi saat itu. meskipun belum bagus karena baru pakai kamera handphone yang masih biasa aja. hehehe.
Ini baru pengalaman kecil yang gue rasain saat baru pertama kali terjun ke dunia jurnalistik.
Masih banyak pengalaman lainnya yang gue temui.
So, ikutin terus blog gue yah chingudeul.
Pesan dalam postingan kali ini adalah :
"Tidak semua yang kita fikir akan menyenangkan, belum tentu bisa di dapat dengan mudah, terkadang kita harus menjalani yang sulit dulu baru mencapainya. Tapi, dengan berusaha yakin semuanya akan lebih baik setiap harinya,"
-Semoga bermanfaat-
0 komentar:
Posting Komentar