Minggu, 24 Februari 2013

#103 : Pelayanan TransJakarta Busway



Transportasi di ibukota memang tengah menjadi sorotan public. Banyak masalah transportasi yang belum bisa terselesaikan selain kemacetannya yang semakin menjadi. Langkah Gubernur Jakarta mengatasi kemacetan dan memperbaiki transportasi salah satunya dengan mencoba menghimbau Masyarakat untuk beralih menggunakan Bus Trans Jakarta Busway.

Sejauh ini terhitung sudah 12 Koridor yang di buka, dengan koridor terakhir yang baru saja di resmikan pada minggu lalu, di kawasan Fatahillah Jakarta Barat. Peresmian yang di hadiri Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ini berjurusan dengan jurusan Periuk-pluit tadinya sempat terhambat karena kondisi Banjir yang melanda Jakarta beberapa waktu lalu.
Sayangnya sudah hampir 12 koridor yang sudah di buka., hingga saat ini kenyamanan dan pelayanannya bagi pengguna masih terbilang kurang. Masihh banyak masalah yang sebenarnya harus di benahi lagi oleh Badan Layana Umum sendiri di banding membuka lagi koridor baru sementara di koridor lain belum sesuai dengan harapan bagi pengguna.
Ada banyak masalah yang menjadi keluhan para penguna layanan Transportasi yang biasa di kenal Busway oleh masyarakat ini.
Masalah pertama ialah masalah antrian penumpang. Di setiap halte meski di pisah dari setiap jurusan yang berbeda namun antrian itu akan membludak Nampak di setiap jam pulang pergi kerja juga pada hari weekend.

Yang menjadi masalah bukan antrian yang membludaknya, tapi bagaimana dengan antrinnya itu sendiri. Semua antrian tidak memisahkan antara laki-laki dan perempuan dan tampak bergerombol. Dan di saat Bus transjakarta tiba keadaan makin tidak beraturan. Masing-masing dari penumpang saling berebut masuk duluan. Tidak masalah jika si penumpang keadaan kesehatannya sama dan baik-baik saja, belum lagi jika ada orang lanjut usia yang berada di tengah antrian, belum lagi yang ikut membawa anak kecil, dengan kondisi seperti itu menjadi sebuah masalah yang harus di cari solusinya. Atau bisa dengan membatas antrian perorang tidak masalah jika sedikit lama, tapi bagaimana menunjukan jika itu sangat teratur.

Masalah kedua adalah si penjaga Bus Trans Jakarta, baik On Board, Patroli ataupun si penjaga tiket. Saat keadaan penuh terkadang si Onboard mulai kehilangan kendali bahkan ada yang coba bersitegang dengan penumpang, sedangkan si penjaga tiket yang seharusnya melayani dengan baik malah terkadang sering kedapatan tengah mengobrol, menelphone, atau berdandan di dalam loket penjualan tiket, terlebih ada beberapa yang menyobek tiket secara tidak sopan tidak berdiri sesuai keseharusannya di jam tugas dan kerjanya. Dan si Peramudi yang terkadang merem mendadak bus yang ia kendarai, karena terkadang kondisi di dalam bus tidak tentu, terlebih di saat penuh berbagai keadaan penumpang yang ada di dalamnya.
Dan keterlambatan bus datang, banyak sekali alasan yang mendasari dari masalah ini dari berbagai sumber terkait. Mulai dari keadaan jalan yang macet dan Pengisian Bahan bakar. Dari sisi kemacetan, bukankah dari awal sudah di gadang-gadang jika Bus Tranjakarta mempunyai lajur khusus sendiri yang akan terbebas dari macet, tapi pada kenyataan tidak begitu. Tidak ada sanksi tegas dari masalah ini, seharusnya bukan hanya sanksi berupa uang tapi mulai memikirkan sanksi yang pelahan mengubah keadaan Jakarta yang bobrok sekarang.

Dan sisi pengisian bahan bakar, ini alasan yang tampak sangat klasik, meskipun pengisian bahan bakar, tapi harusnya di atur agar bagaimana penumpang tidak terlantarkan. Terkadang tidak hanya satu atau dua bus yang mengisi bahan bakar yang jaraknya lumayan jauh dari koridor seharusnya, tapi para bus mengisi bahan bakar secara bergerombol. Yang harus di fikirkan adalah memangnya seberapa banyak Bus yang disiapkan di setiap koridornya, harusnya mulai memikirkan bagaimana mengatur itu secara perlahan karena dengan kedua alasan itu penumpang tidak hanya menunggu satu atau dua jam bahkan hampir berjam-jam.

Dengan masalah-masalah seperti ini apakah tujuan awal dari layanan transportasi ini untuk mangajak masyarakat beralih ke bus tranjakarta Busway yang tadinya merupakan solusi kemacetan malah terjebak dalam kemacetan yang semakin parah itu sendiri. Tentu masyarakat akan tetap pada kebiasan semua, masih dengan kemacetannya, dan yang terpenting sedikit lebih nyaman duduk di Mobil mereka masing-masing dari pada seperti ini.

So, we hope Indonesia bisa memikirkan dan mulai berfikir bagaimana mengatasi ini bukan hanya melihat dan terus berjalan sebelum menyelesaikan masalah di belakangnya. bukankah memanusiakan penumpang juga menjadi slogan bagus yang harus di wujudkan.





By :
Free Blog Templates